selamat Datang

silahkan baca,,silahkan ambil ilmunya semoga bermanfaaat..

Senin, 15 November 2010

Dasar Ekologi Dalam Pengelolaan Hama Terpadu

PENDAHULUAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya (Wikipedia, 2010).
ISI
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
• Komponen pembentuk
Semua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
a. Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme, yaitu:
 Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
 Air. Ketersediaan air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
 Garam. Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
 Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
 Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
 Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
b. Biotik
Kebergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:
• siklus karbon
• siklus air
• siklus nitrogen
• siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu entuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan (Aryulina, 2004).
Tipe-Tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
 Ekosistem alami
1. Ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
2. Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
3. Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
4. Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
5. Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba (Bambang, 2008).
 Ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.Contoh ekosistem buatan adalah
o Bendungan
o Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
o Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
o Sawah irigasi
o Perkebunan sawit
o Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
o Ekosistem ruang angkasa
Karakter Ekosistem
a. Keanekaragaman Interspesies dan Intraspesies
• Keanekaragaman interspesies
Keanekaragaman interspesies adalah keanekaragaman hayati di level spesies atau jenis. Spesies merupakan kategori dasar dalam klasifikasi, di mana batasannya yang tepat sulit ditentukan. Keanekaragaman spesies merupakan kombinasi dari kekayaan dan keseimbangan spesies. Kekayaan spesies adalah jumlah spesies yang terdapat di dalam komunitas dan keseimbangan spesies adalah distribusi dari individu-individu di dalam spesies tersebut.
Komposisi spesies dalam komunitas bervariasi. Pola keanekaragamannya adalah, sedikit spesies dengan jumlah individu yang besar yang diasosiasikan dengan banyak spesies dengan jumlah individu yang sedikit.
Daerah dengan keanekaragaman tumbuhan yang melimpah biasanya diikuti dengan kelimpahan hewan pula, karena sifat ketergantungan hewan akan makanan yang berupa tumbuhan. Hubungan antara hewan dengan tumbuhan dapat bersifat positif atau negatif.
Keanekaragaman spesies dalam tanaman seringkali menguntungkan dalam budidaya tanaman pangan. Karena ada tanaman yang bersifat sebagai perangkap serangga-serangga yang merupakan hama. Mikroorganisme tertentu juga mempunyai peranan dalam memparasitik serangga.
Organisme-organisme yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang bermanfaat dalam penelitian bioteknologi, diisolasi gen yang dibutuhkan, disisipkan ke dalam genom bakteri, kemudian di kloning, dan akhirnya dihasilkan klon bakteri yang mengandung gen yang akan dimanfaatkan dalam bioteknologi melalui rekayasa genetika (Uzen, 2010).


Aliran Energi Yang Melintasi Ekosistem
1. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Rantai makanan,merupakan proses makan dan dimakan di antara organisme dengan urutan satu arah yang mengakibatkan terjadinya perpindahan energi dari satu organisme ke organisme yang lainnya. Jaring-jaring Makanan, rantai-rantai makanan yang saling berhubungan (Wasis, 2009).

Jaring-jaring makanan Rantai makanan
Hubungan Saling Ketergantungan
Kamu telah mengetahui bahwa terjadi interaksi antarkomponen biotik dalam ekosistem. Selain itu kehidupan komponen biotik dipengaruhi oleh komponen abiotiknya. Sedangkan keadaan komponen abiotik ditunjang oleh komponen biotik. Oleh karena itu terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik (Hutagalung, 2010).
Contoh hubungan itu adalah sebagai berikut.
1. Komponen biotik memengaruhi komponen abiotik. Contohnya adalah tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis menghasilkan oksigen, sehingga kadar oksigen meningkat dan suhu lingkungan menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau (komponen biotik) mampu memengaruhi komposisi udara dan suhu lingkungan (komponen abiotik).
2. Komponen abiotik memengaruhi komponen biotik. Contohnya adalah cahaya, tanah, air, udara, dan unsur hara (komponen abiotik) memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (komponen biotik).
• Keanekaragaman intraspesies
Keanekaragaman intrasepesies adalah keanekaragaman di bawah level jenis atau spesies. Kategori intraspesies ini dipakai untuk membedakan adanya variasi yang timbul di dalam spesies yang disebabkan oleh perbedaan geografi, iklim, tanah atau habitat yang mencolok. Intraspesies dibedakan dalam subspesies, varietas dan forma. Batasan yang pasti untuk kategori subspesies dan varietas tidak terlalu jelas dan berbeda antara ahli satu dengan lainnya.
Keanekaragaman intraspesies ini sangat penting bagi perkembangan bioteknologi modern, yang dalam kegiatan penelitian memanfaatkan keanekaragaman sumber daya genetik untuk menghasilkan organisme baru hasil rekayasa genetika, untuk kesejahteraan manusia. Pelestarian keanekaragaman intraspesies perlu ditingkatkan untuk perkembangan bioteknologi yang lebih berkualitas (Pustakaonline, 2008).
Memodifikasi Agroekosistem
Memodifikasi agroekosistem dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk memodifikasi cahaya dapat menggunakan paranet, untuk memoodifikasi banyaknya curah hujan yang turun dengan membuta bedengan sehingga air akan segera hilang, sedangkan untuk memodifikasi kelembaban tanah dapat menggunakan mulsa.
Komponen abiotik untuk PHT
A. Radiasi Matahari
Radiasi matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber energi primer tetapi karena pengaruhnya terhadap keadaan faktor-faktor yang lain seperti : suhu, kelembaban dan angin.
B. Suhu
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman dikenal sebagi suhu kardinal yaitu meliputi suhu optimum (pada kondisi ini tanaman dapat tumbuh baik), suhu minimum (pada suhu di bawahnya tanaman tidak dapat tumbuh), serta suhu maksimum (pada suhu yang lebih tinggi tanaman tidak dapat tumbuh). Suhu kardinal untuk setiap jenis tanaman memang bervariasi satu dengan lainnya.
C. T a n a h
Pokok-pokok dari faktor tanah meliputi : 1) Sejumlah air yang tersedia didalam tanah, 2) Jarak yang ditempuh pergerakan air yang tersedia, 3) Kecepatan pergerakan air yang tersedia 4) Oksigen yang tersedia didalam tanah
Pemanfaatan musuh alami dengn konsep rantai makanan
Musuh alami merupakan predator yang memakan hama tersebut. Jadi posisi musuh alami selali diatas dari hama pada konsep rantai makanan. Seperti contoh diatas hama belalang musuh alaminya berupa ayam yang merupakan salah satu predator pemangsa hama belalang.
Penutup
Kesimpulan
1. Ekosistem berpengaruh terhadap ledakan hama.
2. Modifikasi agroekosistem salah satu cara pengelolaan hama terpadu.
3. Penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama terpadi sesuai konsep rantai makanan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi agroekosistem meliputi komponen biotik dan abiotik.















DAFTAR PUSTAKA
Aryulina D, et al. 2004. Biologi SMA untuk kelas X. Jakarta: Esis.Hlm. 211-215.
Bambang, S, 2008. Buku Ajar Biologi SMA. Dikases Pada tanggal 13 Oktober 2010. Pukul 10.00
Uzen, 2010. Ekosistem. www. Kang Uzen. blogspot.com. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2010. Pukul 10.15.
Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta. Hlm. 13-15
Pustakaonline.2008.http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=209. Diakses pada tanggal 13 oktober 2010 pukul 04:30 WIB.
Wasis,2009. Ekosistem dan pelestarian Hayati. http://www.crayonpedia.org/mw/Ekosistem_dan_Pelestarian_Sumber_Daya_Hayati_-_wasis". Diakses pada tanggal 13 oktober 2010. Pukul 10.20.
Wikipedia, 2010. Ekosistem Biologi. www.wikipedia.com. Dikases pada tanggal 13 oktober. Pukul 10.30.